Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Pancasakti Tegal menyelenggarakan International
Conference on Sustainable Fisheries and Marine 2022 (INFISMA 2022) dengan tema
“The Strategic Role of The Fisheries and Marine Sector in Supporting the Agenda
of Sustainable Development Goals dengan Keynote Speakers Prof. Dr. Ir. Rokhmin
Dahuri, M.S (Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia), Dr. Tatsuro Matsuoka
dari Kanselir Shigakukan University, Jepang, Prof. Dr. Rossita Shapawi dari Borneo
Marine Research University, Malaysia dan Sazlina Salleh, Ph.d dari University
Sains Malaysia.
Dekan Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pancasakti Tegal Dr. Ir. Sutaman, M.Si dalam
sambutannya menyampaikan bahwa potensi sumberdaya perikanan dan kelautan
Indonesia yang sangat besar, merupakan modal bagi kesejahteraan masyarakat
menuju Indonesia emas 2045. Perlu kerja keras bagi segenap komponen bangsa
khususnya masyarakat Indonesia untuk sama-sama menjadikan laut dan sumberdaya
yang ada didalamnya sebagai masa depan bangsa. Untuk itu dengan kemampuan yang
kita miliki melalui bidang perikanan dan kelautan, perlu kita berdayakan dan
lestarikan agar laut dapat dikelola secara berkelanjutan selaras dengan SDGs.
International
Conference yang diselenggaran Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Pancasakti Tegal merupakan sarana bagi para dosen, peneliti dan mahasiswa untuk
dapat mempublikasikan hasil penelitiannya secara international. Dengan harapan,
publikasi ilmiah yang dihasilkan dapat menunjang dan memperkaya ilmu
pengetahuan, sehingga dapat mengantarkan kemajuan ilmu di bidang perikanan dan
kelautan.
Dalam
sambutannya sekaligus membuka seminar internasional FPIK UPS, Rektor
universitas pancasakti Tegal, Dr. Taufiqulloh, M.Hum menyampaikan bahwa wilayah
Indonesia sebesar 2/3 terdiri atas lautan. Tegal memiliki sejarah besar
dibidang Perikanan dan Kelautan. Universitas Pancasakti Tegal memiliki Fakultas
Perikanan dan Ilmu kelautan yang dapat berkontribusi terhadap sektor perikanan
dan kelautan.
Rektor juga
menyampaikan terima kasih kepada segenap narasumber dalam Acara seminar Internasional
Fakultas Perikanan dan kelautan Universitas Pancasakti Tegal. Rektor juga
mengapresiasi terselenggaranya kegiatan ini kepada segenap panitia di Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Pancasakti Tegal. Kepada Dr. Tatsuro
Matsuoka, Rektor berhadap dapat berkunjung ke Jepang untuk melaksanakan
perjanjian kerjasama dengan pihak Shigakukan University.
Bertindak
sebagai Keynotes speaker dalam Infisma 2022, Prof. Dr. Rokhmin Dahuri M.S
selaku Ketua Masyarakat Aquakultur Indonesia (MAI) menyampaikan beberapa hal
yang berkaitan dengan tantangan eksistensial pembangunan berkelanjutan dan
peradaban manusia di Abad ke 21. Selama 50 tahun terakhir paradigma arus
ekonomi global (konvensional) kapitalisme telah mendorong pertumbuhan ekonomi
global yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi, peningkatan pendapatan dan
kemajuan teknologi. Sayangnya kapitalisme telah gagal membawa warga dunia dari
kemiskinan dan kelaparan. Disampaikan lebih lanjut Pada tahun 2022, warga dunia
membutuhkan 1,8 planet Bumi untuk melanjutkan gaya hidup saat ini. (The Global
Footprint Network, 2022). Singkatnya, di Bumi yang satu ini, secara global
manusia mengkonsumsi lebih dari kemampuan planet untuk mempertahankan dirinya
sendiri.
Prof Rokhmin
melanjutkan bahwa peran sektor perikanan dan kelautan terhadap pembangungan
berkelanjutan dan peradaban akan terus meningkat mengingat 72% permukaan bumi
merupakan lautan yang menyediakan berbagai macam kebutuhan mulai dari
sumberdaya alam, tempat tinggal, serta jasa lingkungan lainnya. Peran sektor
kelautan dan perikanan saat ini antara lain dibidang ekonomi, rekreasi dan
spiritual, ekologi, pertahanan dan keamanan, penelitian dan pendidikan.
Dijelaskan lebih lanjut tentang ekonomi biru yang merupakan aplikasi dari
Ekonomi hijau diwilayah laut. Prof Rokhmin berpesan bahwa dengan
mengimplementasikan ekonomi biru dan teknologi industry 4.0 pembangunan pesisir
dan laut tidak hanya akan membuat umat manusia mampu mengatasi masalah
kronisnya termasuk pengangguran dan kemiskinan yang tinggi, ketidaksetaraan
ekonomi yang melebar, dan tiga krisis ekologis, tetapi juga akan membuat dunia
yang lebih baik dan berkelanjutan.
Keynote speaker
Selanjutnya, Dr. Tatsuro Matsuoka membahas tentang inovasi untuk pemanfaatan
sumberdaya perikanan yang berkelanjutan. Dr. Matsuoka menjelaskan perkembangan
perikanan berkelanjutan berdasarkan konferensi Rio Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF) tahun 1995.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa FAO secara sensasional memperkirakan 27 juta ton
global tangkapan ikan terbuang 1994. Matsuoka menilai hanya sekitar 0,92 juta berton-ton perikanan Jepang
membuang dan membuktikan perkiraan berlebihan oleh FAO. Berdasarkan hal
tersebut, dilakukan inovasi alat tangkap yang meminimalisir hasil tangkapan
yang terbuang dengan pengembangan trammel net untuk sotong.
Narasumber
berikutnya adalah Prof. Dr. Rossita Shapawi dari Borneo Marine Research
University, beliau membahas tentang Smart Aquaculture Practice sebagai langkah
untuk meningkatkan keamanan pangan dari hasil perikanan. Dalam pengembangan
akuakultur saat ini terdapat istilah yaitu “presicion aquaculture, smart aquaculture
and digital farming yang merujuk pada penerapan teknologi intensifikasi pada
budidaya perairan.
Sazlina Salleh,
Ph.d selaku narasumber dari University Sains Malaysia memaparkan hasil
penelitiannya tentang kelangsungan hidup organisme fotosintesis yang menghuni
perairan keruh Selat Utara Malaka, Malaysia. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa meskipun sebagian besar organisme dapat melakukan fotoaklimatisasi
dilingkungan yang kurang cahaya, namun perlu ada upaya untuk penanganan
terhadap sedimen.